Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

Misteri di Balik Air Mata Yanti

Oleh Emilianus Yakob Sese Tolo Yanti. Itulah nama dara manis nan anggun yang sedang duduk pada bangku paling belakang di Gereja tua siang itu. Parasnya cantik. Matanya bundar rendah bernaung di bawah alis matanya yang lebat mengambang pada wajah kuning langsat. Rambutnya hitam memanjang. Hidungnya mancung. Itu semua membuat wajahnya perfect seperti seorang bintang film yang membuat para lelaki keblinger melihatnya. Yanti, nama yang cantik, secantik pemiliknya. Nama yang penuh arti. Nama yang sering dibicarakan oleh orang-orang sekampungnya. Nama yang sering terdengar ketika orang tua menasihati anak gadisnya. Yah, pokoknya, Yanti adalah nama yang indah, namun menyimpan sejuta misteri. Yanti adalah anak yatim di kampungnya. Ayahnya telah lama pergi menghadap Sang Khalik. Ayahnya pergi ketika ia masih berumur 14 tahun. Umur di mana seorang anak yang masih sangat membutuhkan belaian kasih sayang seorang ayah. Umur yang masih secara penuh bergantung pada ayah. Umur di mana seorang anak

Mengais Jejak IDT

(Sebuah Tinjauan Evaluatif-Kritis Terhadap Implementasi IDT di Indonesia) * Oleh Emilianus Yakob Sese Tolo, S. Fil I. Pra-wacana Kemiskinan adalah sekaligus fakta dan wacana global saat ini. Hampir semua negara di dunia mengalaminya. Namun tingkat kekompleksan kemiskinan bervariasi dari satu negara ke negara lain. Ada negara yang kondisi kemiskinan yang sangat memprihatinkan dan ada yang biasa-biasa saja. Hal inilah yang membedakan definisi dan batasan tentang kemiskinan. Menurut World Bank, seseorang didefinisikan sebagai orang miskin jika pendapatannya di bawah dua dolar per hari. Selain itu, ada definisi kemiskinan yang dilihat dari perspektif depriviasif. Masih ada banyak definisi dan batasan kemiskinan yang dipakai untuk menjelaskan tentang kemiskinan. Pluralitas definisi dan batasan tentang kemiskinan ini telah melahirkan aneka program pengentasan kemiskinan yang bervariatif. Indonesia, sebagai negara berkembang dan miskin, tentunya memiliki landasan dan perspektif teoritis ters

Mengais Peran Kitab Suci dalam Keluarga Katolik

Emilianus Yakob Sese Tolo I. Pendahuluan Kita tidak bisa menjadi seorang katolik yang baik tanpa Yesus Kristus. Sebab Yesus adalah “jantung” kehidupan orang Katolik. Oleh karena itu, kualitas seorang beriman Katolik sangat ditentukan oleh seberapa jauh dia mengenal dan menjalin relasi yang intim dengan Yesus. Seorang yang mengenal dan menjalin relasi yang intim dengan Yesus adalah seorang yang selalu mengikuti perintah, larangan dan teladan yang telah dibuat Yesus selama hidup-Nya. Namun, pertanyaan, apa yang harus menjadi panduan agar orang bisa mengetahui perintah, larangan dan teladan Yesus. Jawabannya adalah Kitab Suci. Dengan demikian maka untuk mengetahui segala perintah, larangan dan teladan Yesus itu, orang Katolik harus selalu membaca Kitab Suci. St. Hironimus secara tegas berkata: “Siapa yang tidak mengenal Kitab Suci, tidak mengenal Yesus. Setiap orang Katolik pernah ada dan hidup dalam keluarga. Bahkan, hampir semua orang Katolik selalu hidup dalam keluarga. Oleh karena it

Mengais Peran Kitab Suci dalam Keluarga Katolik

Emilianus Yakob Sese Tolo I. Pendahuluan Kita tidak bisa menjadi seorang katolik yang baik tanpa Yesus Kristus. Sebab Yesus adalah “jantung” kehidupan orang Katolik. Oleh karena itu, kualitas seorang beriman Katolik sangat ditentukan oleh seberapa jauh dia mengenal dan menjalin relasi yang intim dengan Yesus. Seorang yang mengenal dan menjalin relasi yang intim dengan Yesus adalah seorang yang selalu mengikuti perintah, larangan dan teladan yang telah dibuat Yesus selama hidup-Nya. Namun, pertanyaan, apa yang harus menjadi panduan agar orang bisa mengetahui perintah, larangan dan teladan Yesus. Jawabannya adalah Kitab Suci. Dengan demikian maka untuk mengetahui segala perintah, larangan dan teladan Yesus itu, orang Katolik harus selalu membaca Kitab Suci. St. Hironimus secara tegas berkata: “Siapa yang tidak mengenal Kitab Suci, tidak mengenal Yesus. Setiap orang Katolik pernah ada dan hidup dalam keluarga. Bahkan, hampir semua orang Katolik selalu hidup dalam keluarga. Oleh karena it

Puisiku

Emilianus Yakob Sese Tolo MALAM AHAD PERTAMA Angin berbisik perih Membawa kabar Neraka Bahwa kelamin babak Terkapar di ranjang yang salah Di malam ahad pertama Jogya, kos, 14-7-2009 MALAM Merasa kosong Melihat bulan yang menangis Terhimpit rintih… dingin… Karena malam terkutuk nafsu Mejulur lurus ke dalam lubuk Memburu kupu-kupu yang tak lurus Jogya, kos, 14-7-2009 Malam Haram Daun-daun patah. Merana Meratap asa yang terdampar di awan Mengejar cinta yang hilang Dihantam badai malam yang haram Jogya, kos, 14-7-2009 JALAN NEGARA Haruskah saya patah..Merana… Di jalan-jalan negara Melihat para pejabat tak berharta Mencari makan di pinggiran jalan yang salah Jogya, kos, 14-2009 MIMPI IBLIS Berhenti bermimpi jadi Iblis Di Tanah yang berdarah Dari raga pahlwan yang temakan sejata karena asa yang membara untuk bangsa dan negara. Jogya, 14-7-2009 CINTA Aku ada Kamu ada Mereka ada Kita ada Semua karena CINTA Jogya, 14-7-2009 CINTAKU terlahir Dari rahim kenihilan Dari roh kekosongan Aneh… Aku

A Letter For My Old Friends

Emilianus Yakob Sese Tolo Dear Brothers, How was your life so far in Philippine? I do hope that all of you are happy living there. I know that all of you are happy. I heard from our brothers in Maumere that all of you are getting fatter even PIUS, PETER and Kosmas as well. Hopefully, your motivation to be a Scalabrinian Missionary is also “getting fatter” compared when you were still in Maumere. But, by the way, this shows both to me and to the world that you are happy with the path that you have chosen. It is good. Carry on! I think that you are also curios regarding my life in Indonesia so far. I am also happy to be here as a lay people. I think my life is totally different with yours. It is not because of a different culture and way that you are living out now, but also different vocation that we are searching for. I know that all of you really want to dedicate your self to be a missionary in the future serving the migrants and sharing your life with them. I am really proud of your

Kebijakan Publik Yang Keliru

Evaluasi Eksplorasi Tambang di Hutan Lindung Galak Rego-Manggarai *Oleh Emilianus Yakob Sese Tolo, S.Fil Pendahuluan Kebijakan politik demokrasi sebagai bentuk konkret dari pelaksanaan pemerintahan sudah seharusnya merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat menjadi kriteria utama yang menentukan bobot demokratis sebuah kebijakan publik. Namun, dalam kenyataan faktual sering ditemukan bahwa kebijakan publik dalam sebuah negara demokrasi justru tidak menjawabi kebutuhan masyarakat. Kebijakan itu lebih merupakan jawaban untuk kepentingan dan kebutuhan baik individual maupun kelompok para public makers dan kroni-kroninya. Di Indonesia kenyataan bahwa pemerintah membuat kebijakan yang tidak responsif terhadap kebutuhan fundamental mayarakat sudah sering terjadi. Ini adalah sebuah ironi besar sebab Indonesia adalah negara demokrasi yang besar yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi justru bertindak bertentangan dengan nilai dan semangat demokrasi itu s

Dia Kemburu Pergi

Oleh Emilianus Yakob Sese Tolo Hari pertama kuliah aku melihat dia. Waktu itu, dia begitu manis dan cantik. Ya...dia memang gadis yang cantik. Walaupun cantik dia tidak seperti gadis lain yang over acting karena merasa diri cantik. Dia berbeda. Dia begitu santun dan rendah hati. Selain itu, dia juga begitu dingin dan pendiam. Justru sifat dingin, diam dan santunya itu yang membuat dia tampak dewasa dan begitu menarik bagi kebanyakan mahasiswa seperti aku. Pada kegiatan Temu Akrab yang terjadi di pantai Lasiana, aku berniat untuk “menembaknya”. Kebetulan sekali, di sela-sela acara Temu Akrab, aku dapati dia bertenduh sendirian di bawah pohon kelapa. Dia tersenyum menyambut kedatanganku. Dalam hati aku berguman: “hari ini aku harus berhasil menjadikan dia cinta pertamaku”. Aku mengambil posisi duduk telak di samping dia. Aku mulai membuka percakapan dengan pura-pura menanyakan asalnya. Padahal aku sudah tahu asalnya dari kawan dekatnya, Yusta. Dia menjawab seadanya. Setelahnya, perbinca

Etika dan Birokrasi Publik

*Oleh Emilianus Yakob Sese Tolo Kehadiran birokrasi dalam pentas sejarah kemanusiaan manusia adalah sebuah keniscayaan. Hal ini dimungkinkan oleh hakekat dasariah manusia sebagai ens sociale, makhluk sosial. Sebagai ens sociale, manusia tidak bisa hidup sendirian. Ia selalu mengada bersama yang lain. Oleh karena itu, tidak salah jika Gabriel Marcel berujar demikian: esse est co-esse (ada selalu berarti ada bersama). Akan tetapi, ada bersama itu akan menjadi chaos bila tidak ada norma, aturan dan sistem yang mengatur interaksi antarindividu. Salah satu sistem yang mengatur interaksi individu dalam suatu sosialitas adalah birokrasi. Namun, bila sistem birokrasi itu menjadi problem itu sendiri dalam sebuah sosialitas, maka masyarakat yang diatur oleh sistem itu akan menerima katastrofi destruktif yang merusak sosialitas itu sendiri. Sebaliknya, bila birokrasi itu bersih, efektif dan efisien maka masyarakatnya akan merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan. Negara Kesatuan Republik Indonesi