Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

Memoar Menyusu Kebijaksanaan di Santu Klaus Kuwu

Oleh Emilianus Yakob Sese Tolo Sejak ayah memberi tahu bahwa aku akan masuk seminari di Kuwu-Ruteng, aku sangat senang. Ayah dan ibuku juga turut gembira. Tak lama kemudian, aku harus mendaftarkan diri ke Seminari di Kuwu. Karena ayahku sibuk mengajar, aku ke Kuwu ditemani oleh Kakak Rosa Ija yang kebetulan akan mengunjungi Fr. Wilibaldus Mutu, SVD di Novisiat Sang Sabda Kuwu yang letaknya dekat dengan SMP dan SMUK St. Klaus, Kuwu. Waktu itu, ayah dan ibu mengantarku ke Boawae dari kampungku, Ekosoza. Kami naik “bemo”. Di Aemali, kami bertemu Moris yang sedang berjalan kaki ke Ekosoza. Waktu itu Moris nginap di rumah kakak Rosa hanya untuk menonton TV karena ayahku tak sanggup membelinya untuk kami sekelurga. Nonton TV adalah kesukaan si Moris sebagaimana aku dan Roni menyukai hutan belantara dan segala isinya. Hanya untuk menonton TV, Moris harus berjalan kaki 7 KM setiap akhir pekan. Ayah tidak meminta agar “bemo” berhenti supaya Moris bisa ikut mengantar aku. Ibu marah ayah